NEWS UPDATE :  

Berita

SDIT IBNU ABBAS KEBUMEN # SHOLIH, MANDIRI, BERPRESTASI, PEDULI LINGKUNGAN

Cacar Air dan Kemarau

Semarang - Dinas Kesehatan Kota Semarang melaporkan, jumlah penderita penyakit cacar air di wilayahnya mengalami peningkatan cukup signifikan, pada musim kemarau ini.

"Penyakit cacar air saat ini memang tengah marak, setidaknya selama tiga-empat bulan terakhir," kata Kepala Dinkes Kota Semarang, Niken Widyah Hastuti, di Semarang, Selasa (4/10).

Ia menyebutkan, pada Juni lalu hanya tercatat 106 kasus cacar air, dan pada Juli meningkat menjadi 129 kasus, dan jumlahnya terus menunjukkan peningkatan pada Agustus 2011 menjadi sebanyak 241 kasus.

Untuk jumlah penderita penyakit yang disebabkan infeksi virus "varicella-zoster" itu pada September 2011, ia mengaku, pihaknya masih menunggu data dari pusat-pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), namun kecenderungannya naik.

Menurut dia, faktor cuaca menjadi pemicu maraknya penderita cacar air, karena cuaca yang panas, kering, dan udara kotor menyebabkan kuman dan virus mudah menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit cacar air yang dapat menyebar melalui udara dengan menjaga kondisi dan daya tahan tubuh, menjaga pola hidup sehat dan bersih.

Penyakit ini merupakan penyakit kulit yang cepat menular, timbulnya tiba-tiba dan paling sering terjadi pada anak-anak namun bisa juga mengenai orang dewasa. Penyakit ini timbul pada penderita yang daya tahan tubuhnya turun. Pada penderita yang memiliki daya tahan tubuh yang sehat, gejala yang ditimbulkan tidak separah dan berlangsung singkat dibandingkan dengan penderita dengan daya tahan tubuh yang buruk.


Penyakit cacar air atau yang dikenal dengan varisela biasanya ditandai dengan keluhan tubuh mendadak lemas, tak mau makan, demam, dan gatal-gatal. Penyebab cacar air adalah virus varicella-zoster. Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita, bisa juga melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuhan kulit penderita atau secara tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh sairan lepuhan penderita.


Masa inkubasi penyakit cacar air berlangsung 17-21 hari. Pada penderita muda, stadium sebelum muncul kelainan kulit muncul (prodormal) jarang dijumpai. Sedangkan pada anak-anak yang lebih besar dan pada penderita dewasa, kelainan kulit ini sering didahului stadium prodromal. Pada stadium prodromal banyak orang “terkecoh” dengan penyakit ini. Gejala tubuh lemas, demam, malas makan, mirip dengan gejala banyak penyakit lain seperti flu atau campak. Baru setelah muncul erupsi atau kelainan pada kulit, gejala khas penyakit cacar air mulai jelas.


Gejala berikutnya timbul ruam-ruam merah pada awalnya dan kemudian beberapa jam kemudian timbul lepuhan. Bentuk lepuhan ini khas yaitu seperti tetesan embun (tear drops). Apabila kita diperhatikan, bentuk lepuhan ini rata, tidak ada lekukan di tengahnya (unumbilicated vesicle). Kalau ada lekukan di tengah lepuhan, biasanya bukan cacar air. Jadi, jika terlihat ada lepuhan, dan mulainya dari bagian tengah badan ke samping, didahului oleh gejala lemas, demam disertai napsu makan menurun, maka kita sudah harus memikirkan kemungkinan anak terkena cacar air. Apalagi jika sekitar 2 minggu sebelumnya ada kontak dengan penderita cacar air. Bintik bintik ini dapat mengenai kulit dan mukosa yaitu bisa mengenai badan, muka dan bagian tubuh yang lain.


Jika lepuhan ini digaruk, maka ia akan pecah dan terbuka. Akibatnya, kulit tidak lagi mempunyai perlindungan dan bisa kemasukan bakteri. Misalnya, jika mandi dengan air yang tidak bersih maka akan terjadi infeksi sekunder akibat bakteri. Kalau infeksi seperti ini terjadi, berarti penyakit virus cacar air akan ditambah dengan penyakit bakteri kulit. Penyembuhannya pun tidak lagi primer dan biasanya akan mengakibatkan terbentuknya jaringan ikat (scar) yang akan meninggalkan bekas. Hal ini yang mungkin dulu menyebabkan orang tua melarang anaknya yang kena cacar air untuk mandi.

 

Penularan

Penularan cacar air sebetulnya sudah dimulai sebelum timbulnya kelainan kulit yaitu pada masa inkubasi dimana 24 jam sebelum erupsi sudah menulari. Selama itu, ia akan menulari terus. Jadi, jangan dianggap kalau sudah sembuh tidak menularkan.  Cacar air ditularkan melalui udara pernapasan, kontak langsung dengan cairan ruam, dan kontak dengan barang yang terkena cairan ruam seperti seprai, selimut, atau handuk.2

Menurut penelitian, sekitar 12 hari setelah sembuh, baru aman. Tapi agar lebih aman, sebaiknya 3 minggu setelah sembuh jangan melakukan kontak, supaya tidak tertular atau menularkan.   Pastikan anda juga selalu mengonsumsi makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit itu sendiri. Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji dan tomat merah yang dapat dibuat juice.


Komplikasi penyakit ini pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada orang dewasa yang dapat mengenai otak (ensefalitis), paru-paru (pneumonia), ginjal (glomerulonefritis), jantung (karditis), hati (hepatitis), bahkan kematian jika kondisi daya tahan tubuh penderita sangat buruk. Infeksi yang timbul pada trisemester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan bawaan.


Pengobatan
Tidak ada terapi yang spesifik untuk cacar air. Apabila demam dapat diberikan obat penurun panas. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikab bedak yang ditambah dengan zat anti gatal (mengandung mentol, kamfora). Bedak ini selain mengurangi rasa gatal juga mencegah pecahnya lepuhan secara dini. Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika.


Siapapun yang belum terkena penyakit ini, akan terjangkit. Sedangkan siapapun yang sudah terkena penyakit ini dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin. Lama perlindungan dari vaksin ini belum dapat diketahui dengan pasti, meskipun demikian vaksinasi ulangan dapat diberikan setelah 4-6 tahun. Program Imunisasi Nasional memberikan imunisasi secara gratis bagi bayi yang berusia 18 bulan yang belum pernah menderita infeksi cacar air sebelumnya dan dosis ketinggalan untuk anak remaja di kelas 7 sekolah menengah yang juga belum pernah menderita cacar air dan divaksinasi sebelumnya.
Dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan higiene memberikan hasil yang baik dan jaringan parut yang timbul sangat sedikit.

 

Ref :

http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/07/cacar-air

http://www.gatra.com/kesehatan/73-kesehatan/3144-penderita-cacar-air-meningkat-saat-kemarau

http://id.wikipedia.org/wiki/Cacar_air

http://www.sehatgroup.web.id/?p=126

Cari
Kontak Kami
Alamat :

Gg Kencana, RT01 RW06 Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

Telepon :

telp& WA 081328115920

Email :

sdit.ibnu.abbas.kebumen@gmail.com

Website :

sditibnuabbaskebumen.sch.id

Media Sosial :
PPDB 2024/2025
Peringatan HUT RI BDR